Download Gratis

Lingkaran Misterius Tertangkap Kamera Astronot - Berita ini datang dari Benua Afrika. Seorang Astronot asal Belanda yang bernama Andre Kuipers, merekam gambar permukaan bumi yang tampak misterius yang berada di Mauritania, Afrika Barat. Gambar menakjubkan itu dia ambil saat berada di stasiun ruang angkasa yang melintas di atas Gurun Sahara, Pantai Atlantik, Afrika Barat.

Seperti dilansir Space.com, 27 Maret 2012, gambar permukaan bumi itu berbentuk seperti lingkaran cincin raksasa. Diduga, kondisi itu diakibatkan oleh erosi lapisan batuan.

Meski begitu, asal-usul struktur geologis yang disebut Kuipers itu masih misterius. Belum ada penjelasan ilmiah soal itu. Foto unik yang diambil Kuipers itu diambil saat posisinya berada sekitar 386 kilometer di atas permukaan bumi.

Menurut pejabat Badan Antariksa Eropa, gambar itu diambil pada 7 Maret 2012 dengan menggunakan kamera Nikon D2Xs. Kuipers bersama tim Stasiun Luar Angkasa Internasional memang sedang menjalankan misi selama berbulan-bulan di luar angkasa.

Misi observasi bumi itu untuk ilmu pengetahuan. Selama misi itu pula, banyak dari mereka melakukan komunikasi dengan publik melalui media sosial seperti Twitter dan Google+, terutama untuk membagi gambar-gambar bumi dari luar angkasa.

Foto-foto yang diambil para astronot juga digunakan Badan Ruang Angkasa untuk kepentingan pendidikan. Gambar-gambar itu akan diperlihatkan kepada para siswa, penggemar geografi, pegiat astronomi, dan penggemar ilmu-ilmu luar angkasa.

Saat ini selain Kuipers, ada lima astronot lain yang berada di stasiun luar angkasa internasional itu. Mereka adalah Dan Burbank dan Don Pettit dari Amerika Serikat. Burbank adalah komandan misi Ekspedisi 30 stasiun. Selain mereka juga ada tiga kosmonot Rusia, yakni Anton Shkaplerov, Anatoly Ivanishin dan Oleg Kononenko.

Kuipers sendiri sudah berada di stasiun itu sejak Desember 2011. Dia hampir enam bulan tinggal di pos terdepan yang mengorbit. Kuipers, Kononenko dan Pettit dijadwalkan untuk kembali ke Bumi pada 1 Juli mendatang.

Semoga berita di atas bermanfaat ^^

sumber: VIVANEWS.COM

Nikon telah merilis kamera terbarunya, Nikon D800 yang sangat dikhususkan bagi peminat fotografi profesional yang dipercaya memiliki kelebihan dari yang lainnya.

Jika dibandingkan pendahulunya D700, Nikon D800 memiliki bobot lebih ringan 10 persen meskipun beratnya masih lebih dari 1 kg.

Nikon D800 dapat juga merekam video HD 1080p. Bahkan sanggup video dengan resolusi High Definition penuh (Full HD). Pada 1080p, tersedia frame rate 30, 24 dan 25p. Sedangkan pada 720p, frame rate-nya bisa mencapai 50p dan 60p, untuk merekam gerak lambat. Output HDMI pun tersedia.

Untuk urusan autofokus, Nikon D800 memiliki sistem autofokus yang sama dengan D4. Ada 51 titik fokus yang bisa ditangkap kamera ini. Autofokusnya juga berjalan di kondisi pencahayaan minim, hingga -2EV (kurang lebih seperti malam di bawah terang bulan).

Yang tidak kalah hebatnya autofokus D800 bisa berjalan pada kombinasi bukaan f/8. Ini akan berguna untuk mereka yang suka memakai konverter. Contohnya, lensa 600 mm f/4 ditambah teleconverter 2x akan menjadikannya lensa 1200 mm f/8. Dengan D800, autofokus tetap bisa berjalan di 11 titik tengah.

Nikon D800 telah mendukung sensor berukuran full frame dengan kepadatan 36,3 juta pixel. Ini ditengaraai sebagai sensor full-frame dengan resolusi tertinggi di dunia.

Bila dimaksimalkan, Nikon D800 akan menghasilkan ukuran file yang sangat besar. Satu file RAW bisa berukuran 76 MB. Jika formatnya TIFF 16 bit bahkan bisa 212,1 MB.

Nikon juga menyebutkan noise yang dihasilkan kamera ini relatif setara dengan D700, meskipun jumlah pixel-nya naik tiga kali lipat.

Jangkauan sensitivitas kamera ini mulai dari ISO 100 hingga 6400 dalam modus standar. Kalau mau, pengguna bisa mendesaknya hingga ISO 50 dan ISO 25600. Jadi, untuk saat ini, D800 bisa menjadi pilihan.

Harga Nikon D800 mencapai 2.400 Euro atau Rp31.200.000 (kurs Rp13.000), memang cukup seimbang dengan kemampuannya fitur yang diberikan. Dan kamera ini akan dipasarkan di Eropa pada Maret bulan ini.

Via: Fajar