Selasa, 29 Oktober 2013
Browse Manual »
Wiring »
agar
»
bank
»
disetujui
»
modal
»
pinjaman
»
proposal
»
tips
»
tips agar proposal pinjaman modal disetujui bank
Agar proposal pengembangan usaha Anda menarik minat bank, buatlah sedetail dan serealistis mungkin. Siapkan bahan presentasi secara singkat namun komprehensif, dengan poin-poin seperti : Penjelasan tujuan pengembangan usaha, Target kenaikan penjualan dan aset yang diharapkan secara rinci, faktor-faktor yang dibutuhkan untuk pencapaian target, kekuatan, kelemahan, dan peluang yang akan dihadapi dalam pengembangan usaha tersebut, jadwal dan target waktu penyelesaian rencana kerja, penjelasan pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan usaha tersebut, rencana penggunaan fasilitas kredit, dan jadwal pengembaliannya, syarat-syarat lain yang perlu Anda penuhi sebelum mengajukan permohonan kredit dalam pinjaman usaha dapat Anda peroleh dari bank bersangkutan.
sumber: http://majalahwk.com/artikel-artikel/keuangan/357-artikel-artikel.html
tips agar proposal pinjaman modal disetujui bank
Pasti akan kecewa ketika kita pinjem modal ke suatu bank ternyata proposal yang jauh-jauh hari kita buat ternyata ditolak dengan alasan yang tidak kita mengerti. Ada beberapa pertimbangan dari pihak bank mengapa ajuan kita tidak di "ACC". Namun pihak bank pasti sudah punya standar baku tersendiri. Mana proposal yang disetujui dan mana proposal yang ditolak.
Bagi perbankan dan jasa keuangan lainnya, nasabah yang akan mengajukan pinjaman harus memenuhi 5C, yaitu :
Bagi perbankan dan jasa keuangan lainnya, nasabah yang akan mengajukan pinjaman harus memenuhi 5C, yaitu :
1. Character, menyangkut komitmen dan track record Anda.
2. Capital, berapa besar dana pribadi yang Anda keluarkan untuk mengembangkan usaha, struktur pemodalan (berapa jumlah modal awal yang disetor, dan laba yang terakumulasi menjadi modal), komposisi kepemilikan modal usaha (siapa saja pemilik modal, siapa pemodal jaminan, dan apakah pemodal juga menjadi pengurus perusahaan), dan modal aset, yang terdiri atas tangible asset (tanah, bangunan, mesin, stock, dll.) dan intangible asset (merek, goodwill, nama baik, dll.).
3. Capacity, yang dinilai antara lain: bagaimana tren hasil penjualan (naik, turun, atau stagnan), struktur biaya (fixed cost, variable cost), perbandingan biaya dan pendapatan, hutang dan tagihan (lebih besar, lebih kecil, atau setara), proyeksi arus kas (surplus atau defisit), tenaga kerja (tetap atau kontrak, bagaimana skill dan pengalamannya), hingga kapasitas produksi (jumlah produksi per hari, apakah sesuai dengan penjualan).
4. Condition. Meliputi perijinan usaha, kondisi industri sejenis (apakah berisiko kecil, menengah, atau tinggi), prospek usaha, situasi persaingan (apakah menjadi market leader, market follower, niche market, atau single fighter), dan ini yang terpenting: apa selling point atau keunikannya (apakah mudah ditiru, atau sulit ditiru, dan sampai kapan berlangsung).
5. Collateral. Apakah ada jaminan dari pinjaman cepat atau pinjaman usaha tsb, baik yang bersifat tangible (cash, stock, peralatan, kendaraan, dan yang sifatnya tidak bergerak seperti tanah dan bangunan), intangible (personal guarantee, company guarantee, asuransi kredit, asosiasi/koperasi penjamin, dll.).
sumber: http://majalahwk.com/artikel-artikel/keuangan/357-artikel-artikel.html